Selamat datang di official website yayasan Tanpa Batas (YTB), Kupang. Terimakasih atas kunjung Anda...

Warga Suku Boti mendapatkan Layanan Adminduk dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Timor Tengah Selatan





SEIRAMA DALAM  NADA INKLUSI SOSIAL  SUKU BOTI

Ibaratnya sebuah orkestra yang dimainkan dalam sebuah pentas bertemakan inklusi sosial bagi Suku Boti. Beragan nada berpaduan menjadi sebuah alunan irama yang merdu dalam sebuah tujuan yang sama walaupun bentuk dan nadanya berbeda namun berpadu.

Dalam sebuah  pertemuan dengan warga Suku Boti membicarakan tentang  persoalan Basis Data Terpadu,  Saya melontarkan  sebuah pernyataan ringan

“Benarkah Warga Suku Boti mau dikatakan miskin”;

Pertanyaan ringan ini ternyata mendapat respon dari semua peserta…
Ada yang menggeleng, ada yang menggumam, ada yang berbisik, tapi adapula yang dengan lantang menjawab 
“kaha,  hai kam miskin fa” jika diartikan dangan bahasa indonesia “Tidak,kami tidak miskin”

Protespun bermunculan,

“Kami punya banyak ternak peliharaan dan kebun yang luas, tapi kami dikategorrikan miskin karena hanya lihat rumah kami yang hanya beratapkan ilalang dan berdiding pelepah gewang”.
Bapak Suli Neolaka sedang menyampaikan pendapat pertemuan dengan stakeholder di Desa Boti


“Kami ingin sekali agar nama kami tidak masuk dalam kategori miskin dan masukkan saudara kami yang layak untuk miskin tapi kami tidak tahu bagaimana caranya ucap Bapak Suli salah seorang Tokoh Adat di Desa Boti”.

diskusi-diskusi yang terbangun menjadi poin masuk untuk kami  membicarakan bagaimana proses pendataan. Dalam diskusi inipun  kemudian baru ditemukan bahwa selama ini warga Suku Boti sangat kesulitan dalam melakukan perubahan data KK miskin jadi selalu bantuan datang kami tidak bisa mengelak walaupun kami tahu bahwa keluarga itu tidak layak menerimanya lagi. 

Bahkan kami juga bingung bagaimana memasukkan data KK baru yang benar-benar memang masuk dalam kategori miskin.
***
Pada waktu yang berbeda kami bertemu dengan stakeholder di tingkat kabupaten pada sebuah forum diskusi yang difasilitasi oleh Perogram peduli yang menghadirkan beberapa perwakilan yaitu; Dinas Sosial,Dinas Kependudukan,BAPPEDA,Dinas Pendidikan. 

Diskusi terkait dengan verivikasi dan validasi data BDTpun terbangun bahwa ketersediaan sumber daya dan sumber dana menjadi persoalan sehingga sejauh ini belum melakukan verivali BDT di semua desa dan baru dilakukan di Desa Boti jika kita lakukan disana.

Diskusi demi diskusi kemudian ada titik temu pada kebutuhan yang sama sehingga terbangun komitmen yang sama dalam melakukan akselerasi terhadap persoalan verivikasi dan validasi Basis Data Terpadu yang dilaksanakan di Desa Boti sebagai satu-satunya Desa Percontohan untuk verivali data BDT.

Ibaratnya sebuah orkestra, stakeholder yang ada di tingkat Desa,Kecamatan maupun di Tingakat Kabupaten memainkan sebuah irama yang sama walaupun alat musik yang dihasilkan berbeda tapi menghasilkan nada yang sangat menawan. Nada itu adalah nada Inklusif untuk warga Suku Botiyang berdomisili di Desa Boti-Kecamatan Ki’E-Kabupaten Timor Tengah Selatan.


Dari harmonisasi yang ada, ada nada yang paling signifikan bunyinya yaitu nada yang dimainkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, karena dengan proses dan arah yang sama kemudian muncul kebijakan yang diluar dugaan. 


“Ketika data BDT sudah terverivikasi dan tervalidasi, kamipun menyampaikan hasil itu langsung kepada Bapak Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu Bapak Samuel Fallo. Kamimenyampaikan bahwa dari hasil verivali data BDT di Desa Boti, ada 109 KK yang belum memiliki  NIK karena belum memiliki Kartu Keluarga dan KTP”
Warga Suku Boti sedang dicatatat oleh petugas dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Timor Tengah Selatan secra langsung di Kantor Desa Boti.

“Mendengar penyampaian kami, Bapak Samuel Fallo langsung merespon dengan memerintahkan staf untukmenyiapkan waktu khusus untuk segera melakukan pendataan langsung di Desa Boti. Teman-teman YTB, tolong bantu siapkan kelengkapan data dilapangan  dengan pengisian formulir yang ada sehingga mempermudah proses saat tim dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil turun kesana.”

“Dan benar apa yang direspon beliau, selang satu minggu kemudian tepatnya tanggal 18 Juli 2019 tim dari Dinas Kependudukan dan Catatan SIpil Kabupaten Timor Tengah Selatan berkunjung langsung ke Desa Boti dan melakukan pendataan langsung di Desa Boti untuk mendata 109 orang yang belun memiliki NIK sekaligus untuk mengeluarkan Kartu Keluarga dan KTP bagi mereka sehingga mereka dapat mengakses bantuan sosial melalui data BDT.”

Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 20 September 2019 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil  Kabupaten Timor Tengah Selatan secara resmi menyerahkan 144 lembar Kartu Keluarga, 119 Akta Lahir dan 11 lembar Akta Kematian kepada Sekertaris Desa Boti yang disaksikan oleh Kader Peduli dan Staf Yayasan Tanpa Batas di Kantor Dinas Dukcapil Kabupaten TTS.
Staf Dinas Kependudukan dan Catatatan Sipil Kabupaten Timor Tengah Selatan sedang melakukan pengesahaan 144 lembar Kartu Keluarga, 119 Akta Lahir dan 11 Akta Kematian
Sekertaris Desa Boti menandatangani Berita Acara penyerahan dokumen.

Respon yang baik ini tentu sangat menggembirakan karena ada sinergi antar instansi terkait antara lain Dinas Sosial dan BAPPEDA Kabupaten Timor Tengah Selatan sehingga iramanya terdengan merdu untuk memainkan nada INKLUSI SOSIAL BAGI WARGA SUKU BOTI.       

by Deni Sailana