Selamat datang di official website yayasan Tanpa Batas (YTB), Kupang. Terimakasih atas kunjung Anda...

Belajar TANPA BATAS di Bumi Wali


Belajar  TANPA BATAS di Bumi Wali




Tanpa sebuah perjalanan jauh, kamu hanya memiliki keluarga yang kecil dan itu-itu saja. Tetapi ketika kamu melakukan perjalanan ke tempat-tempat lain, bukan hanya pengalaman baru yang kamu dapatkan, tapi keluarga baru juga bisa kamu dapatkan.

Tim dari Yayasan Tanpa Batas (YTB) yaitu Deni Sailana, Melkianus Laiskodat dan Cornelius Ratuwalu mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk berkunjung ke Tuban Bumi Wali dan bertemu dengan keluarga baru disana dengan berbagai pengalaman mereka.




Bumi Wali adalah sebutan bagi Kabupaten Tuban karena di dalam wilayah Tuban bersemayam ratusan makam para wali penyebar Islam di Nusantara. Bahkan, sebagian ahli menyebutkan, para wali yang dimakamkan di wilayah Tuban mencapai sekitar 480 makam, termasuk tokoh walisongo Sunan Bonang dan Syekh Ibrahim Asmaraqandi.

Setelah hampir tiga jam perjalanan darat dari Surabaya, tepat pukul 09.00 kamipun tiba di kota ini yang ramah menyapa dengan tulisan-tulisan di gapura maupun tugu-tugu “Selamat Datang di Kabupaten Tuban Bumi Wali”, seolah melapangkan langkah kami untuk menyapa keluarga baru kami di wilayah ini.

Tim Yayasan Paramitra adalah keluarga pertama yang kami temui. Mereka adalah mitra CBM Indonesia yang menangani program Inclusive System for Effective Eye-Care (I-SEE) di Provinsi Jawa Timur dengan salah satu wilayah intervensi program adalah di Kabupatan Tuban.
Pertemuan dengan Tim Yayasan Paramitra

Ibu Asiah Sugianti, selaku Direktur menyampaikan banyak hal tentang program ini mulai dari awal program hingga saat ini dengan berbagai capaian yang telah dicapai dengan sebuah proses yang sangat panjang untuk membantu warga Tuban yang mengalami kebutaan karena katarak maupun yang berpotensi mengalami kebuutaan baik pada kategori usia diatas 50 tahun maupun anak-anak.

Bagi mereka,PROSES TAK AKAN PERNAH MENGKHIANATI HASILNYA. Percayalah, jerih payah dan jatuh bangun selama membangun komitmen dengan berbagai pihak untuk mensukseskan program ini suatu saat tidak akan percuma. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hasil yang sudah berbuah manis.

Salah satunya adalah terbentuknya Komite Mata Daerah (KOMATDA) di Kabupaten Tuban. Tim YTB berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa stakeholder yang tergabung dalam KOMATDA di aula pertemuan Dinas Kesehatan Tuban. Hal ini merupakan sebuah respon pemerintah daerah Kabupaten Tuban untuk mendukung upaya penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan (PGP) di wilayah ini. Catatan penting bagi kami Tim YTB bahwa “Dukungan Pemerintah Daerah adalah keniscayaan”.

Foto bersama Tim Dinas Kesehatan dan KOMATDA Kabupaten Tuban

Masuknya isu mata sebagai salah satu program inovasi di Puskesmas Jenu adalah salah satu upaya-upaya advokasi yang juga memerlukan proses yang luar biasa panjang dan melelahkan.

Kepala Puskesmas Jenu, dr. Dede Kurniawati dengan semangat menyampaikan berbagai inovasi-inovasi yang dilakukan di Puskesmas ini hingga mencapai akreditasi paripurna dan salah satu yang mengantarkannya adalah program SEMARAK “Sehat Mata Rawat Berkala” yang dikembangkan.



Kepala Puskesmas Jenu, dr. Dede Kurniawati sedang mempresentasikan program SEMARAK



Program SEMARAK dikembangkan karena banyak kasus mata akibat katarak di wilayah ini, namun penemuan kasus kurang karena system pasif atau menunggu saja di Puskesmas. Oleh sebab itu perlu inovasi agar dapat mengatasi persoalan mata dengan sinergitas menjadi point penting mulai dari KADER-GURU-PERAWAT TERLATIH-DOKTER-RSUD dan LSM.

Tidak hanya Puskesmas, namun Desa Sehat Mata juga disiapkan dengan berbagai inovasi program di Desa Kaliuntu untuk memastikan agar warga di wilayah ini yang mengalami masalah penglihatan dapat diatasi secara dini baik melalui sreaning oleh Bidan Desa maupun Aparat Desa yang tergabung dalam struktur kepengurusan Desa Sehat Mata sampai pada proses operasi katarak.


Foto Bersama Kepala Desa Kaliuntu beserta jajaran pengurus Desa Sehat Mata

Bagi warga yang tidak mampu menjadi proiritas, bahkan sudah tersedia mobil Ambulance Siaga yang siap untuk mengantar warganya yang akan dirujuk ke Rumah Sakit untuk dioperasi.

Proses sampai pada tingkat ini tentu bukan pekerjaan yang mudah bagi Tim Yayasan Paramitra, karena harus melakukan proses pendekatan yang cukup panjang dan berliku baik dengan pertemuan-pertemuan formal maupun pendekatan informal untuk membangun komitmen bersama baik warga maupun stakeholder di tingkat desa dengan prinsip “Terus berjuang bergerak belajar dan bekerja, maka kesuksesan dan kemenangan sejati akan kita dapatkan”.


Pertemuan informal dengan Tim Yayasan Paramitra

Bersinergi tak hanya sampai disitu tapi juga dengan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD). Tim YTB juga berkesempatan untuk bertemu dan berdiskusi dengan tema-teman OPD yang tergabung dalam satu organisasi yang diberi nama ORBIT.

Mereka dilibatkan secara bermakna dalam program terutama dalam mendorong keberpihakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satunya adalah melakukan audit layanan Puskesmas yang akses terhadap penyandang disabilitas sebagai pembelajaran langsung pada ruang public.


Pertemuan dengan teman-teman ORBIT

Mba Fira, begitulah panggilan akrab salah seorang Founder Di Organisasi Disabilitas Tuban (ORBIT) mengatakan bahwa disabilitas memang kenyataan yang pahit, dunia bisa terasa sangat sempit. Gerak dan pilihan bisa jadi terbatas, masa depan mungkin tampak tidak jelas. Wajar jika banyak yang akhirnya menyerah, menjadi bergantung dengan begitu pasrah kepada mereka yang sanggup melampui batas-batas.

Teman-teman difabel sanggup bertahan bukan dengan kasihan tapi wajib diperlakukan setara, mendapatkan daya dukung yang menjadi haknya. Agar mereka bisa merealisasikan cita-cita, agar mereka bisa terus berkarya untuk sesama maupun untuk orang lain.

Pelibatan terman-teman OPD secara bermakna sangat membantu mereka untuk keluar dari asimilasi social yang terbentuk sejak mereka lahir oleh orang tua, keluarga maupun lengkungan dimana mereka hidup dan berinteraksi.

Pembelajatran-pembalajaran ini tentu sangat bermanfaat bagi Tim YTB untuk dijadikan sebagai amunisi untuk melaksanakan program Inclusive System for Effective Eye-Care (I-SEE) di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terimakasih CBM Indonesia yang telah memfasilitasi kami untuk belajar TANPA BATAS di Bumi Wali bersama YAYASAN PARAMITRA, Dinas Kesehatan Tuban, Puskesmas Jenu, Desa Sehat Mata Kaliuntu dan ORBIT.

Pertemuan dengan Tim CBM Indonesia dan dr.Mayang

“Di dunia ini tidak ada masalah yang sulit bagi orang-orang yang punya kemauan, karena sukses biasanya akan datang pada mereka yang selalu sibuk mencarinya, seseorang juga dapat berhasil dalam banyak hal jika ia memiliki antusias untuk belajar TANPA BATAS. By DS.