Selamat datang di official website yayasan Tanpa Batas (YTB), Kupang. Terimakasih atas kunjung Anda...

I-SEE Hadir Di NTT

 

I-SEE Hadir Di  NTT


I-SEE merupakan  sebuah program yang dilaksanakan oleh Yayasan Tanpa Batas di NTT. Program ini dilaksanakan dengan melihat kebutuhan masyarakat terkait dengan gangguan penglihatan di wilayah ini.

Berdasarkan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) atau survey cepat yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan RI di beberapa propinsi termasuk di Provinsi NTT pada tahun 2014-2016 menunjukkan prevalensi kebutaan pada populasi usia di atas 50 tahun berkisar antara 1.4% hingga 4.5%.

Angka prevalensi di NTT sebesar 2%. Dengan jumlah penduduk sekitar 5.287.302 menurut BPS 2017  (843.998 usia>50) diperkirakan ada sekitar 16.880 orang yang mengalami gangguan penglihatan  di NTT dan dari jumlah tersebut diperkirakan ada  12,660 orang yang buta karena katarak, sementara itu jumlah kasus baru katarak per tahunnya sebesar 2.532.

Belum ada data akurat untuk gangguan penglihatan pada semua kelompok umur di Indonesia. Namun demikian, situasi di Indonesia diperkirakan tidak jauh berbeda dengan situasi global pada saat ini.

Situasi global yang dipaparkan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pada semua kelompok umur, kelainan refraksi yang tidak ditangani adalah penyebab pertama gangguan penglihatan (42%), sementara  penyebab pertama  kebutaan adalah katarak (51%).

Mengacu kepada data sensus penduduk tahun 2010, jumlah penyandang disabilitas di Provinsi NTT sebesar 6.6% dari total populasi. Banyak penyandang disabilitas yang mengalami marginalisasi dalam masyarakat dan hambatan-hambatan untuk memperoleh hak-hak dasar mereka seperti dalam mendapatkan layanan kesehatan. 

Berdasarkan data diatas maka Yayasan Tanpa Batas (YTB) bekerjasama dengan CBM untuk merancang sebuah program untuk mengatasi persoalan-persoalan gangguan kebutaan di NTT. 

YTB adalah salah satu lembaga local yang bergerak di isu kesehatan di NTT sejak tahun 2001 sedangkan CBM adalah sebuah organisasi pembangunan internasional yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan disabilitas atau yang memiliki risiko disabilitas yang hidup dalam kemiskinan.

CBM sudah bekerja di Indonesia sejak tahun 1978 dan bermitra dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 2003. Berdasarkan MoU dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang ditandatangani pada tahun 2017, wilayah kerja CBM adalah 11 Provinsi di Indonesia dan salah satunya adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kerjasama kedua lembaga ini menghasilkan sebuah rancangan program di NTT dengan sebuah program yang diberi nama ”Inclusive System for Effective Eye-Care (I-SEE)”. “Program Sistem Kesehatan Inklusif Untuk Layanan Kesehatan Mata yang Efektif”.


Program ini dirancang untuk mendukung pemerintah daerah untuk mengurangi angka gangguan penglihatan dan kebutaan, khususnya yang disebabkan katarak, melalui penguatan sistem layanan kesehatan mata  dengan melihat tantangan Transisi demografi dan sebaran penduduk, Variasi geografi serta Mutu dan jumlah Sumber Daya Manusia.

Disamping itu, program I-SEE berupaya mempromosikan pemenuhan hak penyandang disabilitas dengan meningkatkan akses ke layanan kesehatan mata yang komprehensif.

Dalam program I-SEE ini, ada tiga wilayah yang menjadi wilayah sasaran program, yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.